06 Februari, 2019

Senja di ujung Kota




senja yang menawarkan sejuta warna indah dalam keremangan sinar mentari tersirat rahasia sebuah rasa

EKSEKUSI IDE REY
Jarum jam sudah berada tepat pada jam 3. Beberapa anak – anak MAPALA sudah kumpul di basecamp kami termasuk aku dan Rey. Rey memulai acara yang cukup santai tak terlalu formal itu. Di MAPALA tersusun struktur Organisasi yang kebetulan Rey adalah ketuanya. Namun pada saat ada kegiatan tak ada formalitas struktur itu, semua sama  ~ gak ada ketua gak ada wakail dst. yang ada hanyalah persahabatan, saling menolong dan solidaritas. Itu point utama mereka ~
“jadi gimana guys,kalian setuju gak ideku. Udah lama juga kan kita gak muncak ?” kata Rey
“ iya nih, aku juga lagi pengen refresh. Jenuh banget rasanya.” Adit menimpali
“ yang lain gimana ?” Tanya Rey
“ oke,, ayoo..” seru beberapa anggota lainnya
“ Ta,, fa kalian ikut kan ?” Tanya ku pada Lita dan Sofa
“ Mmm,, aku belum pasti zee, soalnya belum pamit sama ibu. Ibuku lagi di luar kota “ jawab Lita
“ Terus kamu gimana Fa ?” tanyaku lagi pada Sofa
“ Iya Ta,, insyaAllah aku ikut” jawab Sofa
“ Kamu Mil ?” giliran aku mengabsen Mili
“ Aku ikut  Zee “ jawab  Mili pasti
“ Oke, jadi yang fix ikut baru ada aku, Adit, Rury, Fiko,Zeean, Lita, Mili. Nanti kalau masih ada yang mau ikut,  ngomong aja sama aku yaa” jelas Rey
“ iya.. sekarang kita tentuin mau muncak kemana Rey ?” Tanya Mili
“ Mmm,, gimana kalau Semeru ? kayaknya bagus” usul Lita
“ iya tuh boleh juga,” Sahut Rury
“ Yang lain gimana, adakah usul lain ?” Tanya Rey
“ Aku idem deeh,, “ jawab Fiko
“ Aku juga,, kemana aja ayoo.” Jawab Adit
“ Gimana Zee ?” Tanya Rey lagi
“ Aku ikut  aja.” Jawabku
“ Ya, kalau begitu fix yaa kita ke Semeru saja ?” Rey Memastikan
“ Oke “ Sahut yang lain berbarengan
“ Kita berangkat minggu depan, setelah selesai Mid semester. Kalau ada yang mau nyusul kabarin aku aja yaa, secepatnya tapi. Biar aku ngurus izin nya sekalian.” Kata Rey
“ Ya, ok. Nanti kalau Ibu aku udah di rumah dan kasih izin, aku buruan kabarin kamu Rey.” Lita memberi kepastian.
“ Ok kalau gitu . Ya udah berati sekarang udah fix ya tempat dan waktunya. Anak – anak yang lain coba di calling ya guys. Biar kalau nyusul gak telat ya.” Pinta Rey
Sambil memperhatikan Rey yang sedari tadi nyerocos atur ini itu,aku bergumam dalam hati ” Rey memang aneh. Ketika di depan Forum atau acara, sikap nya bener – bener tegas, macho, gak ada manja – manja nya sama sekali. Pokoknya Perfect abis. Tapi kenapa ketika bareng aku kok bisa gitu ya? Bertolak belakang banget”.
~ Meskipun baru kurang lebih setahun deket sama aku, Rey tak pernah jaim di depanku. Rey menunjukan apa adanya dirinya ~

Suatu ketika Dia putus dengan cewe nya, Dia langsung nyamperin aku ke rumah. Dia nangis di depanku, Dia ceritain semua kisahnya. Rey adalah sahabat terdekatku selama ini. Yang tau segala keluh kesahku, tau segala keadaan emosi dan bahkan keuanganku. Hanya satu hal yang belum Rey tau. Yaitu kehidupan Asmaraku. Yang Rey tahu, aku adalah High Quality jomblo, dan  aku belum pernah jatuh cinta. Karena aku tak pernah cerita apapun tentang asmaraku. Dan kehidupanku selama 2 tahun yang hidup seorang diri tanpa kedua orang tua,hanya dengan bi yanti pun dia tak tau sepenuhnya. Yang dia tahu hanya garis besarnya saja.
Entah kenapa, aku belum bisa untuk menceritakan segalanya padanya. Dan hal satu itu. Karena aku tak mau dengan aku bercerita, itu sama artinya aku membuka lagi luka itu, aku kembali mengenangnya. Orang yang selama ini berusaha aku lupakan 
~ meskipun tidak akan pernah bisa, setidaknya bisa berdamai dengan keadaan hatiku~.
“ ya udah ,, untuk hari ini cukup segini aja dulu, besok kalau ada apa – apa lagi aku bakal kabarin kalian ya guys. Sementara aku urus surat perizinan dan lain – lain dulu. Bro, bantu aku yaa” Kata Rey menjelaskan dan meminta bantuan dengan ke tiga temen cowonya.
Rey menutup acara nya. Karena  rumah kami searah, Aku dan Rey pulang bareng. Dan ini bukan pertama kalinya kita pulang bareng.
                                                                        ***



Dijalan aku dan Rey masih ngobrol tentang rencana kita yang akan camping ke Gunung Semeru. Ketika aku dan Rey asik ngobrol di depan ada segerombolan massa yang berkerumun di trotoar. Sepertinya telah terjadi kecelakaan beberapa menit lalu. Tak tau kenapa aku ingin melihat apa yg terjadi. Aku pandangi kerumunan orang – orang itu, dan diantara kerumunan itu aku seperti melihat seseorang itu, seseorang yang selama ini ada di hidupku, seseorang yang telah mengubah cara pandangku mengenai kehidupan, yang merubahku menjadi seperti sekarang ini ~ kuat dan tangguh ~. Seseorang yang selama ini ku tunggu kabarnya,
Sejenak aku terpaku melihat orang itu. Benarkah itu Dia ? 
“Aah.. itu mungkin mirip saja atau bisa jadi halusinasiku. Mana mungkin Dia ada di kota ini?” gumamku dalam hati.
“ Zee..”
Aku kaget ketika Rey memanggilku.
“ Mmm,, iya Rey, kamu tadi bilang apa?” tanyaku langsung
“ Kamu ngantuk Zee ?” Rey balik Tanya
“ Ooh gak kok, itu tadi liat yang kecelakaan, jadi aku gak focus sama kata – kata mu Rey” Jelasku
“ Kirain, orang dari tadi aku nyerocos kok kamu diem aja, ku piker kamu ngantuk.” Kata rey
“ gak kok,, aku gak ngantuk.” Kataku

Tak berapa lama sampailah kita di depan rumahku. Ku persilahkan Rey mampir, tapi Rey bergegas pulang. Aku masuk rumah dan Rey pun langsung pulang. Sebelum melesat dengan motor nya Rey titip salam untuk tanteku.
Ketika aku masuk tanteku sedang nonton TV sendirian 
~ Semenjak berpisah dari suaminya tanteku belum mau untuk menikah lagi ~
“ Rey nggak mampir Zee ?” Tanya tante
“ nggak tan, udah sore katanya. O iya. Rey nitip salam tan.” Jawabku
“ Wa’alaikumsalam wr.wb “ kata tante menjawab salam Rey.
“ Zee mandi dulu ya tan”.  Izinku sama tante sambil ngeloyor ke kamar
“ Iyaa “ jawab tante agak teriak karena aku udah di kamar

Ketika makan malam aku menceritakan tentang rencana Rey dengan tanteku sekalian izin. Tanteku orang modern gak kolot jadi dia selalu mengizinkan kalau aku ada kegiatan kampus. Yang penting satu yang harus di perhatikan mengenai izinnya, Tanggung jawab. Artinya aku tidak boleh mengecewakan kepercayaan nya selama ini padaku. Aku harus tanggung jawab dengan segala yang aku jalani. Dan itu hal pertama yang aku harus pegang. Karena memang itu semua demi kebaikanku juga pada akhirnya. Dan Alhamdulillah, aku selalu berusaha menjaga kepercayaan tante terhadapku selama ini dan semoga selamanya. Karena dial ah orang tuaku sekarang.
“ Tan, tante gak papa nanti kalau Zee tinggal camping ?” tanyaku
“ Ya elah zee,, kayak tante ini anak kecil aja. Kamu cemasin gitu, kan ada bibi juga dirumah ?” jawab tante sambil ketawa
“ Hehehe,, ya kali aja tan, tante kesepian gitu gak ada zeean. Apa tante ikut aja ayo. Biar rame ?” ajak ku
“ Hahaha,, Zee.. Zee.. nanti temen – temen kamu bilang apa sama tante? Tantenya Zeean gaul euy,,ikutan camping. Dikira kecentilan iya zee ?” kelakar tante
“ Hee,, “ senyumku mengoda tante
“ Kamu itu ada – ada saja Zee “ tanteku balas senyum
“ Sebenernya Zee juga agak males tan, itu sama aja membuka luka lama.” Kataku lirih
“ Zee, kamu gak boleh gitu. Hidup harus terus berjalan, kalau kamu selalu menengok kebelakang kamu akan selalu tersandung ~ Karena kamu tidak melihat apa yang ada di depan mu ~  masih untung kalau tersandung. Coba kalau kamu jatuh ke jurang, siapa coba yang ngrasain sakit? Kamu juga kan?” kata tante menasehati
Tante membereskan makananya. Sambil melihat ke arahku yang tak lagi melanjutkan makan, justru diam.
“ Zee, cobalah untuk mengikuti arus kehidupan yang telah Allah gariskan untukmu. Jika kamu melawan arus justru kamu yang akan terluka. Cobalah untuk move on, masih banyak hal indah di depan. Kamu masih muda, jangan sia – siakan masa depanmu hanya untuk meratapi nasib dan takdir yang ada di hidupmu.” Tante mulai beranjak dari kursinya, mengusap rambutku yang hitam legam dan berombak.
Aku mulai menitikan air mata, mengenang sosok itu.
“ Zee, tante tau kamu begitu terluka. Tapi, kamu juga kan belum  tau apa yang sebenarnya terjadi. Semua belum  jelas Zee. Udah, sekarang nikmati saja liburan kalian. Rey juga baik sama kamu kan Zee, tante lihat dia juga perhatian sama kamu kok .” kata tante
Aku menyeka pipiku. Tante kembali duduk di kursinya.
“ Rey emang baik tan. Dia tau dan bisa ngertiin sikap Zee saat Zee lagi gak mood, saat zee marah. Tapi, kadang – kadang kalau manjanya  lagi datang itu tan, uuh nyeblin banget. Udah gitu tukang protes lagi,, hehehe” aku berusaha memperbaiki suasana hati
“ sifat orang memang berbeda – beda Zee, kita dituntut untuk bisa berhubungan baik dengan berbagai karakter orang.” Sahut tante
“ Tapi aneh deh tan, kalau didepan zee. Rey itu gak jaim menunjukan sifat manja – manja nya itu, bahkan pernah tuh tan sampe nangis di depan Zee. Hehehe..”
“ Masa sih ?’ sahut tante penasaran.
“ Iya tan, gara – gara di putusin cewenya.” Jelasku
“ Ya ampun, Si Rey ternyata bisa mellow juga yah.” Kata tante sambil tertawa.
“ Tapi kalau di depan temen – temen tuh beda tan, dia berwibawa gitu. Tegas , dan kelihatan gak ada mellow – mellownya. Seorang pemimpin yang baik.”
“ Kayak punya dua karakter gitu jadinya ya Zee ?”
“ hehehe, iya tan.”
“ Aneh si Rey itu. Ya udah kamu selesaiin makannya. Tante ke depan dulu ya “ kata tante
“ Iya tan, Zee udahan kok makannya.” Sahutku
Malam ini  aku belajar satu hal dari tanteku. Walaupun begitu pahit kehidupan yang harus dia jalani, dia masih punya semangat untuk melanjutkan hidup ini.
***


Matahari bersinar cerah pagi ini. Memberikan semnagat dan harapan baru lagi di kehidupanku. Hari ini adalah hari pertama Mid semester.
“ Zee, itu Rey di depan. Nungguin kamu, mau berangkat bareng katanya “ panggil tante dari depan kamar.
“ Iya tan, bentar lagi Zee keluar.” Jawabku
Tak berapa lama aku bergabung dengan mereka di ruang tamu. Setelah berpamitan aku dan Rey pun berangkat. Seperti biasa Ninja hitam jadi andalan Rey melesat melewati jalanan kota.
Setelah usai mengerjakan mid semester seperti biasanya aku dan Rey pulang bareng. Rey sudah menunggu di depan ruanganku. Rey 30 menit lebih cepat menyelesaikan ujiannya dari ku. Di jalan kami membahas keperluan Camping.
“ Udah kelar belum izinnya Rey ?” tanyaku
“ Udah kok Zee, tinggal kurang dikit doank. Anak – anak gimana ada yang nyusul gak niih, biar sekalian nanti aku beresin ijinnya.” Kata Rey
“ Belum ada yang ngomong aku siih “ kata ku
“ Terus si Lita gimana ?” Tanya Rey
“ Belum ngomong juga, belum pulang kali ortunya “ jawabku
“ Hmm, ya udah aku kasih 3 hari lagi deh buat mastiin fix nya berapa” kata Rey
“ Ok, nanti aku sampein “ kataku.
***


Pagi ini mentari menyembunyikan dirinya di balik awan, tak jua mendung. Hanya berawan. Ini membuat lebih nyaman, karena cuaca tak sepanas hari kemarin. Aku dan anak –anak Mapala sedang asik ngumpul di kantin karena satu hari lagi mid semester selesai, ada jeda libur satu mingguan. Itu artinya ide Rey akan segera di eksekusi.
Lita yang tadinya belum ada kepastian ternyata bisa ikut juga. Otomatis nambah rame nantinya. Tapi, aku masih seperti biasa “setengah hati’ untuk ambil bagian dalam acara kali ini. Cuma biar Rey gak selalu merengek – rengek minta aku ikut terus.
Artinya untuk ini aku harus menyiapkan hati, ya hati. Karena semua ini erat kaitannya dengan satu organ tubuh yang amat vital bagi kehidupan.
Organ yang secara kasat mata mampu memberhentikan segala semangat hidup pemiliknya apabila telah terserang virus “ patah hati “. Hati yang di dalamnya penuh dengan asa, semangat, dan kekuatan luar biasa bila telah mengenal sebuah kata “ cinta “. Hal diluar nalar pun bisa dilakukan jika cinta itu telah merasuk kuat mendiami hati.
“ Zee,, kamu kenapa dari tadi bengong sii?” Tanya Sofa

-       -- Sofa termasuk cewe tomboy, bisa dibilang sebelas dua belas denganku. Hidungnya yang mancung, muka ke arab – araban. Tak lantas membuat dia kemayu dengan tampang menawan yang dimilikinya. Justru dia lebih sangar dari cewe kebanyakan yang cantiknya jauh di bawahnya. Dia pun jago karate. “ sebagai pelindung diri Zee, kita cewe gak mungkin selalu bergantung sama cowo. Ada kalanya kita sendiri dan itu diperlukan” kata Sofa dulu saat aku bertanya alasan dia ikut karate. Dan itu sangat nalar dengan kondisi di zaman modern seperti sekarang. –

“ Tau tuuh Fa, akhir – akhir ini entah virus apa yang nyerang dia. Sekarang kerjaannya bengong terus. Lebih – lebih lagi pas kita liat kecelakan di jalan, makin sering deh bengongnya “ kata Rey ketus
Aku tak menjawab apapun, hanya ku simpulkan senyum tipis pada mereka
“ ada apa si zee?” Tanya mili mengulang
“ cerita aja ke kita kalau ada masalah, mungkin kita bisa bantu. Atau setidaknya bebanmu sedikit berkurang” tambah mili
“ iya zee, km kenapa?” Tanya lita kemudian
“ gak papa ko guys, lagi kurang mood aja. Kalian kan tau sendiri aku orangnya Moody”an.” Jawabku masih dengan senyum  tipis.
“ Jangan – jangan gara – gara kamu Rey, Zeean jd begini “ kelakar Fiko
“ Enak aja, aku juga gak tau apa – apa kenapa jadi aku yang disalahin si!” jawab Rey ketus.
“ Gak papa guys, I’m okey “. Jawabku, kali ini dengan senyum agak lebar untuk meyakinkan mereka memang tak ada apa – apa.
“ Ya udah, kasih tau kita aja kalau ada apa – apa ya zee” pinta Sofa
“ Okey fa, Thanks yaa semuanya.” Kataku

Hari itu berlalu begitu saja tanpa keluar sepatah katapun tentang apa yang sebenernya aku rasakan. Lidahku kelu untuk bicara, hati serasa tersayat mengingat semuanya. Perih, dan otakku bekerja untuk tak lagi mengingat rentetan peristiwa yang terjadi padaku.
***


Hari ini adalah hari terakhir UAS. Itu artinya tiba saatnya persiapan untuk Semeru Camp MAPALA. Inilah saatnya Eksekusi Ide Rey.
Setelah selesai UAS, anak – anak  Semeru ngumpul di  Base camp untuk mempersiapkan segala alat yang dibutuhkan. Seperti biasa Rey memimpin Diskusi.
“ Gimana persiapan kalian guys ?’’ Tanya Rey
“ Semua sudah Ok Bro “ jawab Adit.
“ iya ,, aku juga udah ok” jawab yang lain
“ Zee.. ?” Tanya Rey sambil menoleh ke arahku yang tepat berada di samping kanannya.
“ Oke .. ?” jawabku sambil senyum  tipis.
“ Baiklah kalau begitu besok siap ya guys. Jam 7 kita kumpul di sini sambil ngecek perlengkapan yg kurang. Nanti jam 8 kita cabut.”
“ Siap .. “ jawab yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar