![]() |
senja yang menawarkan sejuta warna indah dalam keremangan sinar mentari tersirat rahasia sebuah rasa |
EKSEKUSI IDE REY
Jarum jam sudah berada tepat pada jam
3. Beberapa anak – anak MAPALA sudah kumpul di basecamp kami termasuk aku dan
Rey. Rey memulai acara yang cukup santai tak terlalu formal itu. Di MAPALA
tersusun struktur Organisasi yang kebetulan Rey adalah ketuanya. Namun pada
saat ada kegiatan tak ada formalitas struktur itu, semua sama ~ gak ada ketua gak ada wakail dst. yang ada
hanyalah persahabatan, saling menolong dan solidaritas. Itu point utama mereka
~
“jadi
gimana guys,kalian setuju gak ideku. Udah lama juga kan kita gak muncak ?” kata
Rey
“
iya nih, aku juga lagi pengen refresh. Jenuh banget rasanya.” Adit menimpali
“
yang lain gimana ?” Tanya Rey
“
oke,, ayoo..” seru beberapa anggota lainnya
“
Ta,, fa kalian ikut kan ?” Tanya ku pada Lita dan Sofa
“
Mmm,, aku belum pasti zee, soalnya belum pamit sama ibu. Ibuku lagi di luar
kota “ jawab Lita
“
Terus kamu gimana Fa ?” tanyaku lagi pada Sofa
“
Iya Ta,, insyaAllah aku ikut” jawab Sofa
“
Kamu Mil ?” giliran aku mengabsen Mili
“
Aku ikut Zee “ jawab Mili pasti
“
Oke, jadi yang fix ikut baru ada aku, Adit, Rury, Fiko,Zeean, Lita, Mili. Nanti
kalau masih ada yang mau ikut, ngomong
aja sama aku yaa” jelas Rey
“
iya.. sekarang kita tentuin mau muncak kemana Rey ?” Tanya Mili
“
Mmm,, gimana kalau Semeru ? kayaknya bagus” usul Lita
“
iya tuh boleh juga,” Sahut Rury
“
Yang lain gimana, adakah usul lain ?” Tanya Rey
“
Aku idem deeh,, “ jawab Fiko
“
Aku juga,, kemana aja ayoo.” Jawab Adit
“
Gimana Zee ?” Tanya Rey lagi
“
Aku ikut aja.” Jawabku
“
Ya, kalau begitu fix yaa kita ke Semeru saja ?” Rey Memastikan
“
Oke “ Sahut yang lain berbarengan
“
Kita berangkat minggu depan, setelah selesai Mid semester. Kalau ada yang mau
nyusul kabarin aku aja yaa, secepatnya tapi. Biar aku ngurus izin nya
sekalian.” Kata Rey
“
Ya, ok. Nanti kalau Ibu aku udah di rumah dan kasih izin, aku buruan kabarin
kamu Rey.” Lita memberi kepastian.
“
Ok kalau gitu . Ya udah berati sekarang udah fix ya tempat dan waktunya. Anak –
anak yang lain coba di calling ya guys. Biar kalau nyusul gak telat ya.” Pinta
Rey
Sambil
memperhatikan Rey yang sedari tadi nyerocos atur ini itu,aku bergumam dalam
hati ” Rey memang aneh. Ketika di depan Forum atau acara, sikap nya bener –
bener tegas, macho, gak ada manja – manja nya sama sekali. Pokoknya Perfect
abis. Tapi kenapa ketika bareng aku kok bisa gitu ya? Bertolak belakang
banget”.
~
Meskipun baru kurang lebih setahun deket sama aku, Rey tak pernah jaim di depanku.
Rey menunjukan apa adanya dirinya ~
Suatu
ketika Dia putus dengan cewe nya, Dia langsung nyamperin aku ke rumah. Dia nangis
di depanku, Dia ceritain semua kisahnya. Rey adalah sahabat terdekatku selama
ini. Yang tau segala keluh kesahku, tau segala keadaan emosi dan bahkan
keuanganku. Hanya satu hal yang belum Rey tau. Yaitu kehidupan Asmaraku. Yang
Rey tahu, aku adalah High Quality jomblo, dan
aku belum pernah jatuh cinta. Karena aku tak pernah cerita apapun
tentang asmaraku. Dan kehidupanku selama 2 tahun yang hidup seorang diri tanpa
kedua orang tua,hanya dengan bi yanti pun dia tak tau sepenuhnya. Yang dia tahu
hanya garis besarnya saja.
Entah
kenapa, aku belum bisa untuk menceritakan segalanya padanya. Dan hal satu itu.
Karena aku tak mau dengan aku bercerita, itu sama artinya aku membuka lagi luka
itu, aku kembali mengenangnya. Orang yang selama ini berusaha aku lupakan
~
meskipun tidak akan pernah bisa, setidaknya bisa berdamai dengan keadaan
hatiku~.
“
ya udah ,, untuk hari ini cukup segini aja dulu, besok kalau ada apa – apa lagi
aku bakal kabarin kalian ya guys. Sementara aku urus surat perizinan dan lain –
lain dulu. Bro, bantu aku yaa” Kata Rey menjelaskan dan meminta bantuan dengan ke
tiga temen cowonya.
Rey
menutup acara nya. Karena rumah kami
searah, Aku dan Rey pulang bareng. Dan ini bukan pertama kalinya kita pulang
bareng.
***
Dijalan aku dan Rey masih ngobrol
tentang rencana kita yang akan camping ke Gunung Semeru. Ketika aku dan Rey
asik ngobrol di depan ada segerombolan massa yang berkerumun di trotoar.
Sepertinya telah terjadi kecelakaan beberapa menit lalu. Tak tau kenapa aku ingin
melihat apa yg terjadi. Aku pandangi kerumunan orang – orang itu, dan diantara
kerumunan itu aku seperti melihat seseorang itu, seseorang yang selama ini ada
di hidupku, seseorang yang telah mengubah cara pandangku mengenai kehidupan,
yang merubahku menjadi seperti sekarang ini ~ kuat dan tangguh ~. Seseorang yang
selama ini ku tunggu kabarnya,
Sejenak
aku terpaku melihat orang itu. Benarkah itu Dia ?
“Aah.. itu mungkin mirip saja
atau bisa jadi halusinasiku. Mana mungkin Dia ada di kota ini?” gumamku dalam
hati.
“
Zee..”
Aku
kaget ketika Rey memanggilku.
“
Mmm,, iya Rey, kamu tadi bilang apa?” tanyaku langsung
“
Kamu ngantuk Zee ?” Rey balik Tanya
“
Ooh gak kok, itu tadi liat yang kecelakaan, jadi aku gak focus sama kata – kata
mu Rey” Jelasku
“
Kirain, orang dari tadi aku nyerocos kok kamu diem aja, ku piker kamu ngantuk.”
Kata rey
“
gak kok,, aku gak ngantuk.” Kataku
Tak
berapa lama sampailah kita di depan rumahku. Ku persilahkan Rey mampir, tapi
Rey bergegas pulang. Aku masuk rumah dan Rey pun langsung pulang. Sebelum
melesat dengan motor nya Rey titip salam untuk tanteku.
Ketika
aku masuk tanteku sedang nonton TV sendirian
~ Semenjak berpisah dari suaminya
tanteku belum mau untuk menikah lagi ~
“
Rey nggak mampir Zee ?” Tanya tante
“
nggak tan, udah sore katanya. O iya. Rey nitip salam tan.” Jawabku
“
Wa’alaikumsalam wr.wb “ kata tante menjawab salam Rey.
“
Zee mandi dulu ya tan”. Izinku sama
tante sambil ngeloyor ke kamar
“
Iyaa “ jawab tante agak teriak karena aku udah di kamar
Ketika
makan malam aku menceritakan tentang rencana Rey dengan tanteku sekalian izin.
Tanteku orang modern gak kolot jadi dia selalu mengizinkan kalau aku ada
kegiatan kampus. Yang penting satu yang harus di perhatikan mengenai izinnya,
Tanggung jawab. Artinya aku tidak boleh mengecewakan kepercayaan nya selama ini
padaku. Aku harus tanggung jawab dengan segala yang aku jalani. Dan itu hal
pertama yang aku harus pegang. Karena memang itu semua demi kebaikanku juga
pada akhirnya. Dan Alhamdulillah, aku selalu berusaha menjaga kepercayaan tante
terhadapku selama ini dan semoga selamanya. Karena dial ah orang tuaku
sekarang.
“
Tan, tante gak papa nanti kalau Zee tinggal camping ?” tanyaku
“
Ya elah zee,, kayak tante ini anak kecil aja. Kamu cemasin gitu, kan ada bibi
juga dirumah ?” jawab tante sambil ketawa
“
Hehehe,, ya kali aja tan, tante kesepian gitu gak ada zeean. Apa tante ikut aja
ayo. Biar rame ?” ajak ku
“
Hahaha,, Zee.. Zee.. nanti temen – temen kamu bilang apa sama tante? Tantenya
Zeean gaul euy,,ikutan camping. Dikira kecentilan iya zee ?” kelakar tante
“
Hee,, “ senyumku mengoda tante
“
Kamu itu ada – ada saja Zee “ tanteku balas senyum
“
Sebenernya Zee juga agak males tan, itu sama aja membuka luka lama.” Kataku
lirih
“
Zee, kamu gak boleh gitu. Hidup harus terus berjalan, kalau kamu selalu
menengok kebelakang kamu akan selalu tersandung ~ Karena kamu tidak melihat apa
yang ada di depan mu ~ masih untung
kalau tersandung. Coba kalau kamu jatuh ke jurang, siapa coba yang ngrasain
sakit? Kamu juga kan?” kata tante menasehati
Tante
membereskan makananya. Sambil melihat ke arahku yang tak lagi melanjutkan
makan, justru diam.
“
Zee, cobalah untuk mengikuti arus kehidupan yang telah Allah gariskan untukmu.
Jika kamu melawan arus justru kamu yang akan terluka. Cobalah untuk move on,
masih banyak hal indah di depan. Kamu masih muda, jangan sia – siakan masa
depanmu hanya untuk meratapi nasib dan takdir yang ada di hidupmu.” Tante mulai
beranjak dari kursinya, mengusap rambutku yang hitam legam dan berombak.
Aku
mulai menitikan air mata, mengenang sosok itu.
“
Zee, tante tau kamu begitu terluka. Tapi, kamu juga kan belum tau apa yang sebenarnya terjadi. Semua belum jelas Zee. Udah, sekarang nikmati saja liburan
kalian. Rey juga baik sama kamu kan Zee, tante lihat dia juga perhatian sama
kamu kok .” kata tante
Aku
menyeka pipiku. Tante kembali duduk di kursinya.
“
Rey emang baik tan. Dia tau dan bisa ngertiin sikap Zee saat Zee lagi gak mood,
saat zee marah. Tapi, kadang – kadang kalau manjanya lagi datang itu tan, uuh nyeblin banget. Udah
gitu tukang protes lagi,, hehehe” aku berusaha memperbaiki suasana hati
“
sifat orang memang berbeda – beda Zee, kita dituntut untuk bisa berhubungan
baik dengan berbagai karakter orang.” Sahut tante
“
Tapi aneh deh tan, kalau didepan zee. Rey itu gak jaim menunjukan sifat manja –
manja nya itu, bahkan pernah tuh tan sampe nangis di depan Zee. Hehehe..”
“
Masa sih ?’ sahut tante penasaran.
“
Iya tan, gara – gara di putusin cewenya.” Jelasku
“
Ya ampun, Si Rey ternyata bisa mellow juga yah.” Kata tante sambil tertawa.
“
Tapi kalau di depan temen – temen tuh beda tan, dia berwibawa gitu. Tegas , dan
kelihatan gak ada mellow – mellownya. Seorang pemimpin yang baik.”
“
Kayak punya dua karakter gitu jadinya ya Zee ?”
“
hehehe, iya tan.”
“
Aneh si Rey itu. Ya udah kamu selesaiin makannya. Tante ke depan dulu ya “ kata
tante
“
Iya tan, Zee udahan kok makannya.” Sahutku
Malam
ini aku belajar satu hal dari tanteku.
Walaupun begitu pahit kehidupan yang harus dia jalani, dia masih punya semangat
untuk melanjutkan hidup ini.
***
Matahari bersinar cerah pagi ini.
Memberikan semnagat dan harapan baru lagi di kehidupanku. Hari ini adalah hari
pertama Mid semester.
“
Zee, itu Rey di depan. Nungguin kamu, mau berangkat bareng katanya “ panggil
tante dari depan kamar.
“
Iya tan, bentar lagi Zee keluar.” Jawabku
Tak
berapa lama aku bergabung dengan mereka di ruang tamu. Setelah berpamitan aku
dan Rey pun berangkat. Seperti biasa Ninja hitam jadi andalan Rey melesat
melewati jalanan kota.
Setelah
usai mengerjakan mid semester seperti biasanya aku dan Rey pulang bareng. Rey
sudah menunggu di depan ruanganku. Rey 30 menit lebih cepat menyelesaikan
ujiannya dari ku. Di jalan kami membahas keperluan Camping.
“
Udah kelar belum izinnya Rey ?” tanyaku
“
Udah kok Zee, tinggal kurang dikit doank. Anak – anak gimana ada yang nyusul
gak niih, biar sekalian nanti aku beresin ijinnya.” Kata Rey
“
Belum ada yang ngomong aku siih “ kata ku
“
Terus si Lita gimana ?” Tanya Rey
“
Belum ngomong juga, belum pulang kali ortunya “ jawabku
“
Hmm, ya udah aku kasih 3 hari lagi deh buat mastiin fix nya berapa” kata Rey
“
Ok, nanti aku sampein “ kataku.
***
Pagi ini mentari menyembunyikan
dirinya di balik awan, tak jua mendung. Hanya berawan. Ini membuat lebih
nyaman, karena cuaca tak sepanas hari kemarin. Aku dan anak –anak Mapala sedang
asik ngumpul di kantin karena satu hari lagi mid semester selesai, ada jeda
libur satu mingguan. Itu artinya ide Rey akan segera di eksekusi.
Lita
yang tadinya belum ada kepastian ternyata bisa ikut juga. Otomatis nambah rame
nantinya. Tapi, aku masih seperti biasa “setengah hati’ untuk ambil bagian
dalam acara kali ini. Cuma biar Rey gak selalu merengek – rengek minta aku ikut
terus.
Artinya
untuk ini aku harus menyiapkan hati, ya hati. Karena semua ini erat kaitannya
dengan satu organ tubuh yang amat vital bagi kehidupan.
Organ
yang secara kasat mata mampu memberhentikan segala semangat hidup pemiliknya
apabila telah terserang virus “ patah hati “. Hati yang di dalamnya penuh
dengan asa, semangat, dan kekuatan luar biasa bila telah mengenal sebuah kata “
cinta “. Hal diluar nalar pun bisa dilakukan jika cinta itu telah merasuk kuat
mendiami hati.
“
Zee,, kamu kenapa dari tadi bengong sii?” Tanya Sofa
- -- Sofa termasuk cewe tomboy, bisa
dibilang sebelas dua belas denganku. Hidungnya yang mancung, muka ke arab –
araban. Tak lantas membuat dia kemayu dengan tampang menawan yang dimilikinya.
Justru dia lebih sangar dari cewe kebanyakan yang cantiknya jauh di bawahnya.
Dia pun jago karate. “ sebagai pelindung diri Zee, kita cewe gak mungkin selalu
bergantung sama cowo. Ada kalanya kita sendiri dan itu diperlukan” kata Sofa dulu
saat aku bertanya alasan dia ikut karate. Dan itu sangat nalar dengan kondisi
di zaman modern seperti sekarang. –
“
Tau tuuh Fa, akhir – akhir ini entah virus apa yang nyerang dia. Sekarang
kerjaannya bengong terus. Lebih – lebih lagi pas kita liat kecelakan di jalan,
makin sering deh bengongnya “ kata Rey ketus
Aku
tak menjawab apapun, hanya ku simpulkan senyum tipis pada mereka
“
ada apa si zee?” Tanya mili mengulang
“
cerita aja ke kita kalau ada masalah, mungkin kita bisa bantu. Atau setidaknya
bebanmu sedikit berkurang” tambah mili
“
iya zee, km kenapa?” Tanya lita kemudian
“
gak papa ko guys, lagi kurang mood aja. Kalian kan tau sendiri aku orangnya
Moody”an.” Jawabku masih dengan senyum
tipis.
“
Jangan – jangan gara – gara kamu Rey, Zeean jd begini “ kelakar Fiko
“
Enak aja, aku juga gak tau apa – apa kenapa jadi aku yang disalahin si!” jawab
Rey ketus.
“
Gak papa guys, I’m okey “. Jawabku, kali ini dengan senyum agak lebar untuk
meyakinkan mereka memang tak ada apa – apa.
“
Ya udah, kasih tau kita aja kalau ada apa – apa ya zee” pinta Sofa
“
Okey fa, Thanks yaa semuanya.” Kataku
Hari
itu berlalu begitu saja tanpa keluar sepatah katapun tentang apa yang
sebenernya aku rasakan. Lidahku kelu untuk bicara, hati serasa tersayat
mengingat semuanya. Perih, dan otakku bekerja untuk tak lagi mengingat rentetan
peristiwa yang terjadi padaku.
***
Hari ini adalah hari terakhir UAS. Itu
artinya tiba saatnya persiapan untuk Semeru Camp MAPALA. Inilah saatnya
Eksekusi Ide Rey.
Setelah
selesai UAS, anak – anak Semeru ngumpul
di Base camp untuk mempersiapkan segala
alat yang dibutuhkan. Seperti biasa Rey memimpin Diskusi.
“
Gimana persiapan kalian guys ?’’ Tanya Rey
“
Semua sudah Ok Bro “ jawab Adit.
“
iya ,, aku juga udah ok” jawab yang lain
“
Zee.. ?” Tanya Rey sambil menoleh ke arahku yang tepat berada di samping
kanannya.
“
Oke .. ?” jawabku sambil senyum tipis.
“
Baiklah kalau begitu besok siap ya guys. Jam 7 kita kumpul di sini sambil
ngecek perlengkapan yg kurang. Nanti jam 8 kita cabut.”
“
Siap .. “ jawab yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar